Ekonomi Indonesia Kuartal I-2011
Oleh Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo
sumber: http://j.mp/iEuIfu
PADA beberapa hari terakhir, kita dibombardir oleh berbagai berita tentang kinerja emiten (perusahaan yang terdaftar di pasar modal Indonesia) selama kuartal I-2011.
Yang sangat mencolok tentu kinerja perbankan yang umumnya membukukan pertumbuhan laba cukup tinggi.Umumnya lebih dari 20 persen dibandingkan kuartal I-2010. Kinerja semacam ini menggambarkan industri perbankan tumbuh secara baik, sekaligus juga mencerminkan tumbuh sehatnya dunia usaha yang mereka biayai, yaitu sektor riil Indonesia. Industri automotif kembali mencatatkan pertumbuhan penjualan cukup tinggi. Jika pada kuartal I-2010 penjualan mereka mencapai sekitar 174.000 unit, untuk periode yang sama pada 2011, industri tersebut mampu meningkatkan penjualan hingga mendekati 225.000 unit mobil.Ini berarti kenaikan hampir 30 persen.
Industri sepeda motor juga mengalami kenaikan penjualan hampir 21 persen, sehingga mencapai1,994 jutaunit, atau hampir menyentuh angka 2 juta unit di kuartal I-2011. Tidaklah mengherankan jika PT Astra International Tbk membukukan lonjakan penjualan sampai sekitar 30 persen di kuartal I-2011 sehingga mencapai hampir Rp40 triliun. Dengan tingginya kenaikan tersebut, industri ban seperti PT Gadjah Tunggal Tbk juga mengalami kenaikan penjualan sekitar 10 persen di periode yang sama tahun ini. Pertumbuhan yang sama juga dialami industri elektronika yang mengalami kenaikan lebih dari 30 persen untuk televisi jenis LCD.
Adapun televisi tabung, meskipun hampir stagnasi, masih mencatatkan pertumbuhan sekitar tujuh persen.Penjualan AC, mesin cuci, kulkas, dan sebagainya juga tumbuh tinggi. Toshiba Indonesia bahkan melaporkan terjadi ekspansi besar untuk industri TV LCD mereka, yaitu dari 360.000 unit per tahun menjadi lebih dari satu juta unit yang akan diselesaikan pada 2011 ini.Karena itu,bisa dipastikan penjualan TV LCD secara keseluruhan masih akan meningkat sangat tinggi di waktuwaktu mendatang. Di industri produk consumer, Indofood mencatatkan kenaikan penjualan hampir 16 persen.
Kenaikan seperti ini tentu diikuti peningkatan penjualan yang tidak jauh berbeda dengan perusahaan lain. PT Mayora Tbk misalnya melaporkan kenaikan penjualan lebih dari 20 persen, sehingga total penjualan selama kuartal I/2011 mencapai lebih dari Rp1,8 triliun. Sudah barang tentu kenaikan penjualan semacam ini juga dialami industri sejenis seperti Unilever, Wings, ABC, dan Orang Tua Group. Dengan melihat perkembangan sekor industri yang hampir merata di semua sektor, bukan tidak mungkin,tahun ini kita sudah mengalami apa yang disebut sebagai Industry Led Growth, yaitu pertumbuhan ekonomi yang didorong pertumbuhan tinggi sektor industri.
Pada 2010, saya bahkan berani mengatakan, pertumbuhan sektor industri Indonesia sepanjang tahun mencapai sekitar 15 persen, jauh melampaui angka resmi yang dilaporkan. Namun,jika kita melihat laporan para emiten sektor industri, serta didukung perbankan yang menjadi sumber pembiayaan mereka yang juga membukukan kenaikan laba tinggi, pertumbuhan sektor industri pengolahan yang sangat tinggi tersebut masih akan berlangsung pada 2011 ini. Dengan melihat perkembangan ini,bagaimanakah kira-kira gambaran pertumbuhan ekonomi kita secara makro? Laporan tentang kinerja perekonomian Indonesia di kuartal I-2011 akan dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) pekan-pekan yang akan datang.
Dengan laporan itu,kita akan mendapatkan gambaran lebih lengkap kinerja perekonomian Indonesia, apakah lebih tinggi dari prediksi pemerintah ataukah lebih rendah? Perekonomian Indonesia mengalami lonjakan di kuartal IV-2010. Produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 6,9 persen, sehingga secara keseluruhan sepanjang 2010 perekonomian Indonesia naik 6,1 persen. Pertumbuhan secara riil tersebut jauh di bawah kinerja perekonomian secara nominal yang mencapai pertumbuhan sekitar 15 persen. Dengan kinerja seperti itu, perekonomian Indonesia pada 2010 mencapai PDB nominal sebesar Rp6.424 triliun atau sekitar USD710 miliar.
Angka tersebut menghasilkan PDB per kapita sebesar USD3.004. Yang menarik,PDB sebesar USD710 miliar tersebut jauh melampaui prediksi optimistis Goldman Sachs, lembaga keuangan ternama dari AS, yang memprediksi PDB Indonesia pada 2010 akan mencapai USD419 miliar (Lihat Goldman Sachs:”N-11 not just an acronym”, 2007). Padahal dengan prediksi tersebut, Goldman Sachs memperkirakan, Indonesia akan mencapai posisi ekonomi ketujuh dalam perekonomian dunia pada 2050.Ini berarti,posisi tersebut akan tercapai jauh lebih cepat sebagaimana yang baru-baru ini diprediksi Citibank.
Dengan melihat latar belakang itu, PDB nominal di kuartal I-2011 ini bukan tidak mungkin akan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Suatu kenaikan sebesar 15% secara nominal akan menghasilkan PDB sekitar Rp1.725 triliun. Namun, dengan melihat kenaikan penjualan yang sangat tinggi dari berbagai laporan keuangan para emiten di atas, kenaikan PDB secara nominal berada di antara 15- 20 persen, sehingga kemungkinan PDB nominal berada di antara Rp1.725 triliun sampai Rp1.800 triliun dengan titik berat di sekitar Rp1.760 triliun.
Dengan melihat angka inflasi IHK sebesar 6,52 persen, yang sejak 2005 mengalami deviasi semakin melebar dari GDP Deflator,pertumbuhan riil dari perekonomian kita di kuartal I-2011 ini akan berada di sekitar 6,5 persen hingga 7,5 persen dengan titik berat di atas tujuh persen. Jika ini terjadi, kinerja ekonomi Indonesia sungguh telah mengalami pasang naik. Sektor industri tentu akan mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar