Minggu, 10 Juli 2011

Perekonomian Jateng tumbuh 6,4%

Perekonomian Jateng tumbuh 6,4%
Oleh Sri Mas Sari on Thursday, 5 May 2011
http://www.bisnis-jateng.com/

SEMARANG: Perekonomian Jateng tumbuh 6,4% pada kuartal I/2011, ditopang kinerja sektor pertanian yang mengilap pada kuartal pembuka tahun ini karena panen raya tanaman pangan.
Nilai produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) pada kuartal I/2011 mencapai Rp48,88 triliun atau naik dibanding kuartal IV/2010 (q to q) yang sebesar Rp45,92 triliun.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Lukito Praptoprijoko mengemukakan sektor pertanian mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni 49,9% dibanding kuartal IV/2010 dengan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) ADHK mencapai Rp9,83 triliun.
“Ini sudah menjadi siklus, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I biasanya sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan yang tinggi di sektor pertanian, karena adanya panen raya,” katanya, kemarin.
Sektor lain yang menyumbang pertumbuhan pada kuartal pembuka tahun ini, meliputi pertambangan dan penggalian sebesar 6,4%, pengangkutan dan komunikasi 0,2%, serta keuangan, real estate dan jasa perusahaan 1,6%.
Sebaliknya, laju sektor listrik, gas dan air bersih melambat 2,4%; konstruksi 1,1%; perdagangan, hotel dan restoran 1,4%; serta jasa 3,6%.
Demikian pula dengan sektor industri manufaktur yang merosot 0,1% karena kontraksi yang dialami industri migas sebesar minus 3,9%, sedangkan pada saat yang sama industri nonmigas hanya tumbuh sebesar 0,7%.
BPS Jateng sebelumnya pun mencatat lima sektor industri mengalami penurunan produksi, yakni industri logam dasar, industri barang galian bukan logam, industri penerbitan, percetakan, reproduksi media rekaman, industri kayu, barang dari kayu dan barang anyaman serta industri tekstil.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ihwan Sudrajat berujar penurunan pada industri kayu, barang dari kayu dan barang anyaman terjadi karena pada kuartal I, pelaku usaha masih bernegosiasi untuk memenuhi order pada kuartal berikutnya.
“Pada kuartal I, mereka biasanya masih penjajakan transaksi atau mencari pembeli. Kalaupun berproduksi, mereka sebatas memenuhi order yang belum terpenuhi pada kuartal IV. Industri biasanya baru menggenjot produksi mulai semester dua,” katanya.
Adapun industri tekstil biasanya mulai tumbuh pada Juni-September, yakni ketika permintaan ekspor meningkat karena didorong musim panas di Amerika Serikat dan sejumlah negara di kawasan Eropa.
Kendati demikian, sektor industri manufaktur tetap menjadi penyumbang terbesar PDRB Jateng, dengan kontribusi mencapai Rp15,75 triliun atau 32,2% dari total nilai PDRB ADHK pada kuartal I/2011, sedangkan sektor pertanian hanya memberi andil sebesar 20,11%.
Sementara, ditinjau dari sisi penggunaan, komponen konsumsi pemerintah menunjukkan laju minus 13,5% karena penyerapan anggaran belum optimal pada kuartal I.
“Pada awal tahun, anggaran pemerintah memang belum banyak yang digunakan,” ujar Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jateng Syarifuddin Nawie.
Penurunan juga terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 1,2%. Di sisi lain, sektor konsumsi rumah tangga tumbuh 0,7%; konsumsi lembaga non profit 0,2%; ekspor 3,7%.
Komponen konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar dengan andil mencapai 63,74% terhadap total PDRB ADHK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar